Kamis, 18 September 2008

Klungkung Motor Modification Contest 2008

Geliat otomotif di Kabupaten Klungkung tetap menggoda event organizer (EO) untuk menggelar event otomotif di daerah itu। Terbukti, daerah berjulukan Gumi Serombotan itu sering digeber offroad tingkat nasional dan lokal। Dalam waktu dekat, untuk pertama kali pula Klungkung dipercaya sebagai tuan rumah event akbar tarung modifikator se-Bali। Acara itu digeber di Lapangan Puputan Klungkung, Minggu (21/9)। Ratusan modifikator dipastikan siap memadati dan memamer karya-karya terbaik mereka.

Kelas yang dipertandingkan; Bebek Modif, Matic Modif, Racing Look dan Airbrush. Soal biaya pendaftaran, setiap peserta dikenai Rp 50 ribu untuk setiap kelas. Hajatan sehari itu juga menyuguhkan hiburan pemacu andrenalin lewat aksi para Free Styler handal di Pulau Dewata. Informasi dan pendaftaran, hubungi AGS Event Organizer, Jl Melati 35 Denpasar. (0361) 234764




OMR HONDA BALI

Honda Racing Championship V
Panas luar dalam. begitulah suasana yang terekam di sekitar lini Sirkuit Bypass Buruan Gianyar (23-24/8). Zona tempur yang melibatkan pembalap terbaik Honda se-Indonesia itu berlangsung sengit dan menegangkan. Aksi-aksi maut sulit dibendung karena setiap pembalap berambisi merampas posisi pertama demi mengoleksi poin pada seri V yang digebe
r di jantung Kota Gianyar itu. Sorak sorai luberan penonton bergemuruh sepanjang helatan berlangsung. ‘’Kami merasa puas dan bangga melihat gelaran ini berlangsung secara lancar dan aman,’’ ujar Kepala Wilayah Astra Motor Bali, Darmawan Condrodiarjo.
Karakter sirkuit yang dipenuhi tikungan menantang dan satu tikungan U membuat pembalap berjibaku untuk menaklukkan. Kelas paling menegangkan justru terjadi pada 125cc tune up seeded. Penonton disuguh atraksi maut antara pembalap Agus Bledug Setiawan dengan Bima Aditya. Kerja keras pembalap nasional asal Surakarta, Setiawan keluar sebagai juara. ‘’Stamina yang fit dan kondisi motor sangat mendukung saya mengunguli lawan di kelas ini,’’ tutur Setiawan.
Setingan sirkuit seri ini berbeda dari tahun sebelumnya. Ini tampak pada jelang tikungan yang sangat sempit dan menawarkan nyali lebih kepada seorang pembalap, kapan harus masuk dan kapan harus mengurangi kecepatan. ‘’Kalau tidak hati-hati kita bisa terpental,’’ bebernya. Bima Aditya (Sukoharjo) dan Dellu Agung (Jakarta) harus mengamankan posisi pertama dan kedua.
Untuk kelas 110 cc tune-up seeded, diamankan Dwi Cahyono (Sidoarjo) dengan 25 poin disusul Ari Jojon Triatmojo (Magelang) dengan 20 poin dan Bima Oktavianus (Semarang). Agus Bledug di posisi keempat dan Asep Eko (Gunung Kidul) di posisi kelima. Event itu diikuti 124 peserta termasuk pembalap cilik asal Bandung. Antara lain Pras Setiyanto (12). Murid SD kelas VI Pelita Bandung itu berhasil di posisi keempat kelas 110 cc standar pemula. Tiga teratas direbut Dadan Alamsah (Subang), Yustinus (Jakarta) dan Prestian (Pati). Kelas 100 cc standar pemula lokal diamankan Eko Adi Purwanto (Denpasar), Kadek Berry (Negara), Didik Eko (Denpasar), Ridwan Haris (Denpasar) dan Dewa Gede Muliawan (Gianyar). (JULI)



Yamaha Mio 2005, Gianyar

Terapkan Konsep Gado-gado

Layaknya trend dalam dunia fashion, dunia otomotif khususnya modifikasi juga mengalami berbagai pergeseran mode. Bahkan perubahannya terbilang lebih kejam dari pada fashion. ‘’Kalau trend fashion mampu bertahan selama satu tahun.. Nah kalau modifikasi tiga bulan sudah terbilang paling lama,’’ tutur Kadek Adinastra, pemilik Yamaha Mio lansiran tahun 2005.

Nah untuk mensiasati pergeseran mode tersebut, dan tidak terhanyut dalam pergerakannya yang banyak menguras ongkos, pria yang akrab disapa Dex Gleter memiliki trik jitu dalam mengatasinya. Terbukti lewat tungggannnya yang mampu bertahan dalam berbagai jaman dan tidak tergerus dalam perubahan trend. ‘’Kuncinya adalah saya memasukkan berbagai unsur trend modifikasi ke dalam motor saya ini,’’ tuturnya enteng.

Mulai dari retro, kinclong, airbrush grafis, hingga racing menjadi daftar menu yang hendak dihidangkan pada besutannya. Bahkan secara spesifik Dek Gleter dengan gamblang menjelaskan beberapa konsep yang terlampir dalam daftar menunya. ‘’Kesan retro ditampilkan melalu kulit jog, kinclong pada bagian kaki, air brush anda sudah lihat sendiri, dan racing menonjol pada batok kepala dan gubahan mesin,’’ ketus pria asal banjar Belang Singapadu Gianyar ini. Walau konsepnya agak amburadul namun kesan yang ditampilkan tidaklah terlalu norak. Bahkan, kalau diamati lebih seksama kesan soft mampu terpancar pada aura kendaraan berkapasitas 115cc ini. (Tab Montorku)


Data Modifikasi

: Ver Ruber

Shock : YSS

Pelek : Rossi 250-17

Rem Blkng : Double

: RGRKaliper : Brembo 2 Piston

Tromol : Shogun

Lampu dpn : Nouvo

Spion : Sonic Croom

Warna : Airbrush Grafis + Gliter
Gede Widi Motor
Hati-Hati Dengan Karburator
Perawatan karburator kudu harus menjadi perhatian utama bagi pengendara. Disamping berpengaruh terhadap konsumsi bahan bakar, karbu juga memberikan andil besar terhadap laju kendaraan yang kita besut. Bahkan kalau kita salah dalam hal perawatan, karbu bakal tidak berfungsi secara optimal. Melihat dari jenis karbu terdapat dua jenis yakni karbu model konvensional dengan karburator vakum alias CV (Constant Velocity). Untuk jenis karbu CV bisa dilihat pada Yamaha Mio, Honda Vario, Kawasaki Kaze ZX130, Suzuki Thunder, Suzuki Satria F-150. Teknologi ini konon sudah mengikuti teknologi karburator mobil, pertimbangannya pasti soal konsumsi bahan bakar yang irit plus buka-tutup gas yang halus. Meksi memiliki fungsi yang sama, kedua jenis karbu ini memerlukan tehnik perawatan yang berbeda. ‘’Kinerja karburator vakum bisa terganggu kalau salah perawatan, cara merawatnya sangat berbeda dengan karburator konvensional yang terbilang sangat gampang,’’ tutur Gede Widi Karburator CV bekerja dengan tekanan udara dari crankcase dan intake. Sehingga dilarang keras untuk merubah ataupun memapas pada bagian sensitive. Misalnya membuka boks filter udara. Memang awalnya tarikan terasa lebih cepat, tapi kelamaan debu bisa menghambat gerakan skep. Skep di karburator vakum beda karena bahannya dari resin dilapis teflon. Bandingkan dengan skep yang umum dengan bahan logam berlapis krom. Gara-gara kena debu, skep jadi macet dan lama kelamaan lapisan teflon tergores, hasilnya motor susah langsam/nggak stabil. ‘’Bila menginginkan suara motor mendesis yang bersumber pada pompa karburator sebaiknya diurungkan biar tidak menjadi masalah dikemudian hari,’’ tegas mekanik yang membuka praktek di jalan Tukad Balian 118 Renon Denpasar Saat servis nggak perlu membuka karet karburator vakum yang posisinya persis di atas karbu dan ditutup lempengan besi. Pasalnya kalau sampai salah rakit sehingga karet terjepit maka dapat mengakibatkan kebocoran sehingga putaran mesin jadi ngaco. Karet vakum juga nggak boleh kena bensin. Bisa melar atau paling parah tidak bisa digunakan lagi. ‘’Jadi kalau tidak paham betul tengan teknologi baru jangan sembarangan merawat. Pelajari terlebih dahulu atau kepengen praktis bawalah ke bengkel servis atau bengkel resmi,’’ tutur pria ini sambil mengumbar senyum. (JULI-Tab Montorku edisi 76)